Pembagian llmu
Balaghah
Ilmu balaghah sebagaimana diketahui
terdiri dari bahagian yaitu : ilmu Bayan, Ilmu Ma'ani dan ilmu Badi'. Untuk
lebih jelasnya pembahagian dari ilmu Balaghah ini akan dijelaskan dalam sub-sub
pembahasan ini.
- Ilmu Bayan
Ilmu Bayan adalah ilmu
yang menjelaskan seluk beluk bahasa Arab dimulai dari mengetahui uslub (ragam
bahasa) puisi dan prosa.
Pembagian ilmu Bayan meliputi :
Tasybih, rukun tasbih. Pembahagian Tasybih dan
kegunaan ungkapan Tasybih .
Balaghah dan pengaruhnya bagi orang Arab dan bahasa
Arab bagi para pembicara dan lawan bicara
Pembahasan tentang Majaz serta pembahagiannya
Isti'ara (kata pinjaman) beserta pembahagiannya.
Kinayah dan pembahagiannya.
Keterangan ringkas
mengenai pembahasan ilmu Bayan :
a. Tasybih
Jika dilihat dari asal
kata, tasybih berasal dari kata ٩بش/Syabbaha, mengingat masamuda, mensifatkan
kecantikan gadis. (Muhammad Yunus, 1973:188). Dari segi ilmu Balaghah adalah
menyempakan sesuatu kepada sesuatu yang lain dalam bahasa arab disebut :
Itu ditujukan supaya dapat
menggambarkan hal rang tersembunyi, hal yang jauh, dan yang dekat, menambah
ketinggian derajat, memuji keindahan, kelebihan seseorang atau kelompok,
sehingga menyentuh perasaan orang.
Arkanutasybih yaitu:
Musyabbah : yaitu suatu yang
dipersamakan
Musyabbah bih : yaitu yang
diumpamakan
Adat Tasybih : yaitu lapaz yang
dipergunakan untuk membuat suatu perumpamaan
Wajah syabah : suatu sisi yang
dipersamakan.
Musyabbah : Musyabbah bih : Adat
tasybih : Wajah Syabah :
Dilihat dari struktur arkanu t –
tasybih : Wajah Syabah :
1. Tasybih Mursal
Musyabah : musyabah bih : Adat
tasybih : Wajah Syabah
2. Muakkad
Muasyabbah : musyabah bih : Adat
tasybih : Wajah Syabah
3. Mujmal
Musyabbah : musyabah bih : Adat
tasybih : Wajah Syabah
4. Mufassal
Musyabah : musyawarah bih : Adat
tasybih : Wajah Syabah
5. Baligh
Musaybbah : musyabah bih : Adat
tasybih : Wajah Syabah
6. Tamtsil (wajah syabah bersjfat
majemuk serta memerlukan pemikiran dan
Hayalan :
Musyabbah: musyabah bili: Adat
tasybili: Wajah Syabah
7. Ghairu t-tamtsil (wajah syabah
yang lugas, tidak memerlukan banyak hayalan dan
Penafasiran).
Musyabbah: musyabah bili: Adat
tasybili: Wajah Syabah
Tasybih jika dilihat dari sudut
linguistik dapat dipadankan dengan istilah gaya bahasa Metafora
b. Majaz
Majaz juga dikenal dalam bahasa
Indonesia yang berarti makna kiasan atau figuratif meaning (pemakian kata – kata
yang bukan pada arti yang sebenarnya)
Artinya : seorang pemberani
berpidato di depan kita
Ditinjau dari padanan peristilahan
semantik bahasa Indonesia majaz ini termasuk gaya
bahsa Hiperbola dalam kelompok gaya
bahsa pertentangan.
c. Isti’arah
Ist’arah merupakan kata pinjaman
yaitu penggunaan kata dengan tujuan memperkuat makna yang terkandungdalam kata
tersebut (makna tersirat) (Hasymy 303).
Isti’arah terbagi dua :
a. Tasyrihiyah : dipadankan dengan
anti klimaks yakni penitik makna pada lapaz musyabbah bih.
Kitabun anzalnahu ilayka li tu
hkrija n-nasu mina z-zulumati ila n-nuri
Kitab (AI-Qur'an) ini diturunkan
adalah untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada bahaya.
b. Makniyah: Dari peristilahan
semantik indonesia di sebut gaya bahasa klimaks, pada
isti'arah makniyah ini lafaz musyabbah bih dibuang dan digantikan dengan kata
yang lazin dipergunakan sebagai rangkaian kata tadi.
/Inni la ara ra'usan qad ainaat wa
hana qitafuha wa ini lashabuha./
Aku telah melihat kepala-kepala
yang siap dipetik akulah empunyanya.
d.Kinayah
Kinayah (gaya
bahasa Antonomasia) adalah gaya
bahasa yang mengandung makna kiasan dan sindiran.
Kinayah ini dibagi kepada dua
bahagian yakni :
1. Kinayah Sifat : suatu sindiran
yang ditujukan untuk menyatakan sifat seseorang.
/Thawilu n-najadi rafi'u l-imadi
kastiru r-ramadi iza ma syata/
Banyak pertolongan ringan pekerjaan
banyak api unggun di musim dingin.
Tujuan sindiran ini menyatakan
sifat tolong menolong itu diperlukan di setiap keadaan.
2. Kinayah Mausuf sindiran yang
ditujukan kepada seseorang
/Qara' a fulanun sinnuhu /
Sipulan telah menggerakan giginya,
sindiran kepada seseorang yang sudah benar-benar marah.
- Ilmu Ma'ani
ilmu ma' ani adalah ilmu untuk
mengetahui kejelasan ucapan Arab sesuai dengan situasi kondosinya (amin Hakri
1979:53).
Ilmu Ma'ani merupakan pengetahuan
untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai muqtadal hal.
Jelasnya Ilmu Ma'ani itu adalah suatu peraturan tentang pemberian makna yang
tepat sesuai dengan redaksi kalimat.
Dalam kelompok ilmu Ma' ani ini
akan dibahas mengenai :
Kalam khabari dan insya
Zikru dan Hazfu
Taqdim dan ta'hir
Qashar
Washal dan fashal
Ijaz dan Musawah
Untuk mempermudah pemahaman pembaca
pemula maka akan dijelaskan di sini tentang kalam khabari dan insya'i.
Menceritakan tentang kalam tidak
dapat terlepas dari Musnad dan Musnad ilyhi juga Mutakallim, mukhatab dan kalam
itu sendiri (isi dan manfaat kalam)
Kalam khabari yaitu kalam (kalimat
) yang mengandung pengertian (arti) benar atau dusta sedangkan kalam insya'I
suatu kalimat yang tidak mengandung pengertian benar dan dusta.
Setiap kalam baik berbentuk khabari
atau insyai mempunyai dua rukun (komponen) yakni Mahkum Alayhi dan Mabkum bib,
disebut juga dengan Musnad ilayhi dan musnad .
/yabunayya ta'allam husna
l-istima'l kama tatallam husna l-hadis/
hai anakku perhatikanlah
pelajaranmu sebagaimana engkau mempelajari kata-kata yang baik'
Contoh 2:
Nukilan sajak Abu Nawas (penyair
seribu satu malam)
'Ar- rizqu wa l-hirmanu majrahuma bima
qadha L-Lahu wa ma Qaddaral/ Rezki dan kehormatan itu sama-sama dilimpahkan
sesuai dengan ketentuan Allah dan sesuai dengan ukurannya.
Penganalisaan dari kedua contoh
diatas sebagai berikut :
Jumlah (kalimat) : jenis : Musnad
ilayhi : Musnad
dari segi bahasa Indonesia,
Musnad ilayhi ini bisa disebut subjek dan musnad adalah predikat.
a. Kalam Khabari
Kelompok kalam khabari, yang lebih
dekat pengertiannya adalah kalimat yang mengandung makna berita. Berita yang
diungkapkan oleh si pembicara mempunyai tujuan tertentu demikian pula bagi
sipendengar/pembaca berita.
Fakar ilmu balaghah menentukan
keadaan ini dan menamakan pokok bahasan tentang
Al-ghardu mill ilqai I-hkabari/.
,.
Tujuan dari ungkapan dari berita
Hal ini dibagi menjadi dua kategori
yaitu :
1. Bila kalimat tersebut sudah
sama-sama diketahui oleh si pembicara dan dipendengar (pembaca) maka kaliInat
khabari itu disebut
Lazim Fa' i dah
2. Bila kalimat itu sebelum
diketahui oleh sipendengar/pembaca atau offing ke dua maka disebut
'fa’idah khabar
Selanjutnya khabari inipun dilihat
dari kegunaannya sesuai dengan konteks kalimat serta situasi dan kondisi
kalimat itu disampaikan atau / al-ghardhu tufhamu mill siyaqi l-kalam/
Dilihat dari konteks klaimatnya ini
hkabari dibagi kepada :
1. istirhamu/penghormatan
2. Izharu tahassuri/ keluhan
3. Izharu dha-dha'fi/mengungkapkan
kelemahan
4. al-fihkri/Bangga
5. Al-Hassu ‘ala s-sa'yi wa I-jiddi
/Memotivasi untuk menimbulkan
semangat dan kesungguhan.
(contoh dari masing-masing hal ini
dapat diperhatikan dalam buku Al-Balaghatu l-wadhihah 144-147, Mustafa amin,
tanpa tahun) khabari ditinjau dari kepentingan si lawan bicara terbagi kepada
tiga bahagian yaitu :
1. Bila orang kedua sama sekali
belum mengetahui barita, maka khabar tidak perlu mengunakan huruf tawkid (tanda
penguat berita). Disebut khabar Ibtida'i.
2. Bila orang ke dua ragu akan
berita yang disampaikan padahal dia belum mengetahuinya maka dikemukakan kbahar
dengan penambahan huruf taukid (tanda penguat).
3. Bila orang kedua tetap tidak
percaya (munkir) atas berita yang disampaikan meskipun ada dalil yang telah
ditentukan, maka wajib diberikan huruf taukid, satu taukid atau lebih. Konteks
ini disebut khabar Inkari.
Huruf-huruf taukid (ada waktu
-t-taukidi) sebagai berikut ini :
Inna, anna, waw qasam, lam ibtida',
nun taukid, ahrufu t-tanbih, hurufu z-zaidah, qad, amma syarthiyah.
b. Kalam Khabar huruju an muqthada -zahir
Kalak khabari khuruju an muqthada
z-zahir adalah kalam khabari yang keluar dari konteks semula, pada kaidah ilmu
balaghah dibagi kepada tiga bahagian yaitu:
1. Khabar yang diungkapkan tanpa
buruf taukid tetapi lawan bicara masih terus bertanya dan ragu atas berita yang
diceritakan hal ini menyalahi konteks berita biasa disebabkan lawan bicara
khuruju an muqthada z-zahir. Lawan bicara dalam hal ini dianggap sebagi orang
yang tidak ingkar.
2. Khabar yang diberikan tanpa
huruf taukid, tetapi lawan bicara tidak lagi bertanya. Disini ia digolongkan
sebagai orang yang inkar.
3. Khabar yang dikemukakan tanpa
huruf taukid, disini pembicara menempatkan lawan bicaranya sebagai seorang yang
tidak mungkar, dengan tujuan untuk menjinakkan hati lawan bicaranya. Ini kerap
kali digunakan dalam berpolitik (Ali Jarim tanpa tahun. Hal 165).
c. Kalam lnsya'I
Kalam insya'I terbagi kepada dua
kelompok yaitu:
Insya' Thalaby dan insya' Gbayru
Thalaby.
lnsya' Thalaby : yaitu menuntut sesuatu yang tidak berhasil pada waktu
kata - kata itu diungkapkan yakni
bentuk amar, Nahyi,
Tamanny dan Nida'i.
lnsya' Gbayru Thalaby : yaitu tidak ada tuntutan sesuatu terdiri dari
bentuk,
Ta'ajjub, Madah , Zam, Qasam
Af'alu, r-raja dan
bentuk-bentuk lain selain insya'
thalaby.
Untuk melihat keterkaitan ilmu
Balaghah dengan tata bahasa Arab maka penulis hanya menerangkan tentang
beberapa sisi dari Insya' Thalaby saja.
c. 1. Pembagian
Insya' Thalaby
Amar
Adapun Qaidah Amar yaitu menuntut
suatu pekerjaan dari orang rang lebih tinggi (kedudukan atau umur). Bentuk Amar
dalam balaghah sama dengan bentuk amar dalam tata bahasa Arab.
Fakar-dakar ilmu balaghah
menyebutkan :"Bentuk Amar ada empat :
Fi'il Amar
Mudhari' yang diketahui oleh Ei'lam Amar
Ism Fi'il amar
Masdar sebagai ganti dari Fi'il Amar
Selain makna perintah dari segi
balaghah Amar mempunyai makna lain yakni apabila diteliti dari konteks kalimat
(siyaqul kalam) mendatangkan makna sebagai berikut
/Irsyad/' memberi petunjuk'
/ Do'a/Do’a
/lltimas/menyuruh orang sebaya'
/amanny/'bercita-cita'
/Takhyir/'memilih'
/Taswiyah/'Mempersamakan'
/ Ta'jizl' Melemahkan'
/Tahdid/Ancaman'
/bahah/’ membolehkan'
contoh Amar :
1.
.
Amma ba'du fa aqin linasi l-hajji/'
Seteleh itu maka peritahkanlah hajji kepada manusia' .
2.
. Wa l-yatawaffu bi l-bayti
l...'atiq/' dan tawaflah kamudi rumah suci'
3.
I' Alaykum andusakum la yadhurrukum
man dhalla iza h-tadaytum/'
Perliharalah dirimu janganlah
membuat dirimu mudharat dengan kesesatan setelah engkau memperoleh petunjuk.
4.
/Wa bi l-walidayni ihsanan/ '
Berbuat baiklan kepada kedua orang tuamu'
- Nahyi
Nahyi adalah menurut memberhentikan
perbuatan dari orang yang lebih tinggi. Bentuk bahyi berasal dari fi'il
mudhari' didahului oleh la nahiyyah.
/Wa La taqrabu mala l-yatimi ilia
billati hiya ahsanu/ Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali
untuk kebaikan.
Ahli ilmu Balaghah mengkategorikan
arti nahyi dilihat dari (Siyaqu l-kalam kepada :
/ Do'a/Doa'
/ lltimas/ melarang orang sebaya'
/ Tamanny/'Cita-cita'
/ Taubih/'Menjelaskan'
/ Tay'is/Menyesal'
/ Tahdid/' Ancaman'
/ Tahqir/'Hinaan'
Menganalisis analisis makna Nahyi
dri konteks kalimat itu memerlukan perhatian yang jeli, sehingga nampak
keistimewaan artinya. Ini merupakan hal yang penting bagi penterjemah, sehingga
terjemahan tidak terjebak pada kesalahan arti, terutama sekali bagi
penterjemahan ayat-ayat Al Quran dan Hadist Rasul.
- Istifham
Istilah adalah bentuk kalimat rang
dipergunakan untuk mendaptkan informasi yang jelas tentang sesuatu masalah,
yang belum diketahui sebelumnya.
Cara pembentukan Istifham adalah
dengan mempergunakan ada watu istifham.
Adawa tu l-istifham adalah :
نم/min/’dari/,لح/hal/’adalah’,
مک/kam/’berapa,ام/ma/’apa’, ت ام /mata/’bila أ/’a/’apa, تأ/anna/’bagaimana, ني
أ/aina/’dimana’,يا /ay/’apa’/آنآي آ/ayyana/’bagaimana, kapan’.
- Tamanny
Tamanny adalah menuntut sesuatu
urusan rang sangat disukai tetap adakalanya hal yang mustahil tercapai dapat juga
disebut sebagai angan-angan. Tamanny ini dibentuk dengan menggunakan huruf
tamanny : لح/hal/’, تيل/layta/’sekiranya’,ول/lau/ ‘kalu sekiranya’,
لعل/la’alla/’mudah-mudahan’
Contoh Istifbam :
1.
'fa hat Lana min sufa'a u fa
yasfa'u lana/ ط
'Masih adakah yang mau menolong
kami, maka berilah pertolongan kepaa kami'
2.
flaw La kana 'indi shadiqin yaji'u
bi khamsati atafin rubiyyatin/
kalau ada temanku yang memberikan
aku lima ribu
rupiah saja'
3.
/Layta s-sabab ya'udu ghadan/
"Semoga masa muda dapat
terulang besok"
An-nida
An-nida adalah panggilan kepada
seseorang pada mulanya annida' ini ditujukan hanya untuk memanggil seseorang
saja, namun pada tahapan selanjutnya An- nida' ini ditujukan pula untuk menyeru
;
An-nida' (seruan) menggunakan huruf
Nida' yaitu:
Ỉ/hamzah/’hai', يآ/ay/'hai' ,mari,
آي/ya/'hai,mari, ي/ya /و/wa/ ي׀/ayya/آي اح/hayya/. Semua ini digunakan untuk
menyeru orang yang dekat. أ/hamzah, digunakan untuk menyeru orang yang dekat
يأ/Ay/menyeru kepada yang dekat
dihati dan selalu hadir dalam benaknya. Adakalanya diperuntukkan يأ/ /Ay/ dan
أ/hamzah/untuk memanggil orang yang tinggi martabatnya, dengan penuh kesopanan.
اي/ya/digunakan untuk yang dekat
meskipun tidak nampak, atau pada tempat yang jauh.
Contoh: بر اي/Ya rabbi/'Ya Tuhanku.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy,
Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah.
AminAhmad. Fairu I-Islam. Kairo,
1955
Ash-shabuny, Muhammad Ali.
Rawai'I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah Al-Mukarramah,
1979
Ash-shabuny, Muhammad Ali. 'Ijazu
l-Bayani fi suwari I-Qurani. Maktabah Al-Ghazali Makkah, 1979.
Al- Hasyimi, Saleh Muhammad
AI-Balaghahtu, l-wadhihatu King Ibnu Suud Riyadh, 1987.
Basyir Hasan Kamal, DR Binau
s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987.
Jama' Syari, Balaghah. Bairot. Tanpa
Tahun.
George. M. Abdul Masih. Dictionarv
of Arabic Grammar Libanon. 1985.
Ridwan Muhammad Mustafa, dkk.
At-tamhidu fi n-nahwi wa s-sarfi. Jami'ah kari YunusLibanon, 1973.
Said Fuad. Pengantar Sastra Arab.
Pustaka Babussalam Medan,
1984.
Siregar Said Ahmad. Fakultas Sastra
USU. Sejarah Study Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra USU 1982.
Watt Mentegomerry. Kejavaan Islam.
Tiara Wacana Yogya 1990.
2 comments:
wow.,.syukran.,.skarang bru lala pahm pasal balaghah dan pmbahagian nye.,.alhamdulillah.,:)
afwan ukhty....
mg bermanfaat dan barokah fillah w lillah
amin....
dan syukran atas kunjungannya
jazakillah kheiran
Post a Comment