Saturday, January 14, 2012

Pendekatan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian  kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif[1]. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Penelitian kualitatif bersifat eksploratoris karena berusaha mengeksplorasi terhadap suatu permasalahan walaupun dengan sedikit informan. Cara yang paling praktis dilakukan adalah dengan melakukan in-depth interview maupun dengan proses Focus Group Discussion (FGD). Logika dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan logikan induktif yaitu berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menuju ke hal-hal yang bersifat umum berdasarkan informasi-informasi yang membangunnya kemudian dikelaskan ke dalam suatu konsep.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini[2]:
1.    Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel   tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2.    Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3.    Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal,  yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4.    Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5.    Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui  tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif  menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6.    Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian  kualitas informasi.
7.    Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8.    Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9.    Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10.              (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11.              Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12.              Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif[3]
Qualitative
Quantitative
1.      Humanistic
2.      Subjective
3.      Information: Suara, gambar, foto
4.      Information gathered personally
5.      Inquiry from the inside
6.      Inductive
7.      Idealistic
8.      Meaning and Understanding
9.      Specificity
10.  Ideographic
11.  Individuals
12.  Small Sample Sizes
13.  Concept and Categories
14.  Extrapolation
15.  Natural
16.  Micro
17.  Participant
18.  Self
1.      Scientific
2.      Objective
3.      Data angka
4.      Data gathered by prescription
5.      Inquiry from outside
6.      Deductive
7.      Realistic
8.      Explanation & Prediction
9.      Generality
10.  Nomothetic
11.  Population
12.  Large Sample Sizes
13.  Incidence and frequency
14.  Generalization
15.  Artificial
16.  Macro
17.  Subject/Object
18.  Society

Berdasarkan pernyataan dari beberapa ilmuwan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif berangkat dari logika induksi dengan mementingkan kedalaman isi dan keterlibatan peneliti sangat dipentingkan untuk mendapatkan data. Data yang dihasilkan merupakan hasil eksplorasi peneliti terhadap informan. Sedangkan penelitian kuantitatif mementingkan jumlah sampel dalam suatu populasi agar data angka yang dihasilkan akan representatif. Selain itu, metode yang digunakan dengan menggeneralisasi teori kemudian dengan logika deduksi membuat interpretasi terhadap data.
Pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada prinsipnya dapat digunakan secara bersamaan.
            Lexy J Moleong mengungkapkan bahwa pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamaan.
“Peneliti kuantitatif biasanya tidak puas dengan hasil analisis statistik. Misalnya, dengan data yang dikumpulkan dengan kuesioner, analisis statistik dilakukan untuk menemukan hubungan antara dua atau lebih variabel.  Ternyata hasilnya tidak memuaskan karena tidak ada hubungan. Peneliti meragukan hasilnya karena hipotesisnya tidak teruji. Untuk itu, ia lalu mengadakan wawancara mendalam (in-depth interview) untuk melengkapi penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti kuantitatif tersebut menggunakannya secara bersama-sama, namun dengan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama
Di pihak lain, peneliti kualitatif sering menggunakan data kuantitatif, namun yang sering terjadi pada umumnya tidak menggunakan analisis kuantitatif bersama-sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigma lainnya hanyalah sebagai pelengkap saja. Pendapat ini sama dengan yang dikatakan oleh Glaser dan Strauss (1980, h. 18), yaitu bahwa dalam banyak hal, kedua bentuk data tersebut diperlukan, bukan kuantitaif menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk tersebut digunakan bersama dan, apabila dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk menyusun teori”[4].
Bryman menyebutkan sejumlah cara menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut[5]:
1.      Logika ‘triangulasi’.
Temuan-temuan dari satu jenis studi dapat dicek pada temuan-temuan yang diperoleh dari jenis studi yang lain. Misalnya, hasil-hasil penelitian kualitatif dapat dicek pada studi kuantitatif. Tujuannya secara umum adalah untuk memperkuat kesahihan temuan-temuan.
2.      Penelitian kualitatif membantu penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif dapat membantu memberikan informasi dasar tentang konteks dan subjek, berlaku sebagai sumber hipotesis dan membantu konstruksi skala.
3.      Penelitian kuantitatif membantu penelitian kualitatif.
Biasanya, ini berarti penelitian kuantitatif membantu dalam hal pemilihan subjek bagi penelitian kualitatif.
4.      Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif digabungkan untuk memberikan gambaran umum.
Penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk mengisi kesenjangan-kesenjangan yang muncul dalam studi kualitatif. Karena, misalnya peneliti tidak bisa berada pada lebih dari satu tempat di saat yang bersamaan. Jika tidak, mungkin tidak seluruh masalah dapat diterima semata bagi penelitian kuantitatif atau semata bagi penelitian kualitatif.
5.      Struktur dan proses
Penelitian kuantitatif terutama efisien pada penelusuran ciri-ciri ‘struktural’ kehidupan sosial, sementara studi-studi kualitatif biasanya lebih kuat dalam aspek-aspek operasional. Kekuatan ini dapat dihadirkan bersama-sama dalam satu studi.
6.      Perspektif peneliti dan perspektif subjek
Penelitian kuantitatif biasanya dikemudikan oleh perhatian peneliti, sementara penelitian kualitatif mengambil perspektif subjek sebagai titik tolak. Penekanan-penekanan ini dapat dihadirkan bersama-sama dalam satu studi.
7.      Masalah kegeneralisasian
Kelebihan beberapa fakta kuantitatif dapat membantu menyederhanakan fakta ketika seringkali tidak ada kemungkinan menggeneralisasi (dalam arti statistik) temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian kualitatif.
8.      Penelitian kualitatif dapat membantu interpretasi hubungan antara ubahan-ubahan.
Penelitian kuantitatif dengan mudah memberi jalan bagi peneliti untuk menemukan hubungan antara ubahan-ubahan, tetapi seringkali lemah ketika ia hadir untuk mengungkap alasan-alasan bagi hubungan-hubungan itu. Studi kualitatif dapat digunakan untuk membantu menjelaskan faktor-faktor yang mendasari hubungan yang terbangun.
9.      Hubungan antara tingkat makro dan mikro
Penggunaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat memberikan sarana untuk menjembatani kesenjangan makro-mikro. Penelitian kuantitatif sering dapat mengungkap ciri-ciri struktural kehidupan sosial skala besar. Sementara penelitian kualitatif cenderung menyentuh aspek-aspek behavioral skala kecil. Ketika penelitian berupaya mengungkap kedua tingkat itu, maka pemaduan penelitian kuantitatif dan kualitatif bisa menjadi keharusan.
10.  Tahap-tahap dalam proses penelitian
Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif bisa menjadi selaras untuk tahapan-tahapan yang berbeda untuk suatu studi longitudinal.
11.  Cangkokan
Contoh utama cenderung terjadi penelitian kualitatif dilakukan dalam desain penelitian kuasi-eksperimental (yakni kuantitatif).

Intinya, dapat disimpulkan bahwa kedua pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif pada dasarnya dapat digunakan secara bersama-sama. Keduanya bersifat saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Jika pendekatan kuantitatif menghasilkan data angka tetapi belum memadai untuk interpretasi, maka salah satunya cara adalah dengan memadukannya dengan penelitian kualitatif dengan cara menambah data wawancara. Dan juga sebaliknya, jika dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti tidak puas dengan data wawancara yang ada, maka bisa didukung dengan dukungan data kuantitatif, dan seterusnya.


[1] Irwan Abdullah. 2008. Materi Kuliah Metode Penelitian Administrasi. Yogyakarta: Magister Administrasi Publik UGM
[2] Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16
[3] Sukamdi. 2008. Materi Kuliah Metode Penelitian Administrasi. Yogyakarta: Magister Administrasi Publik UGM
[4] Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Hal 22
[5] Julia Brannen. 2005. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 84-8

No comments:

.